Tari Baksa Kembang berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan
sebagai tarian untuk menyambut tamu. Tari ini biasanya ditarikan oleh
wanita, baik tunggal dan dapat juga ditarikan oleh beberapa penari
wanita. Awal mulanya sekira abad 15 sebelum masehi, seorang pangeran
bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan Daha di pulau
Kalimantan mempunyai seorang kekasih bernama putri Kuripan. Satu
peristiwa di waktu yang lain adalah saat putri Kuripan memberikan
setangkai bunga teratai merah kepada pangeran. Peristiwa itu merupakan
cikal bakal lahir tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi Kalimantan
Selatan.
Menurut Yurliani Johansyah, pakar tari klasik Banjar. Tari Baksa
Kembang ada sejak sebelum pemerintahan Sultan Suriansyah raja pertama
Kerajaan Banjar. Tarian ini diciptakan satu masa dengan tari Baksa
lainnya, Baksa Dadap, Baksa Lilin, Baksa Panah dan Baksa Tameng pada
zaman Hindu sebelum Islam datang.
Tarian Baksa Kembang adalah Tarian untuk menyambut tamu-tamu
kehormatan atau kerabat-kerabat kerajaan. Tarian ini juga dilakukan oleh
masyarakat umum dalam acara-acara pernikahan atau acara-acara adat.
Awalnya tarian ini adalah tarian yang berada di lingkungan kerajaan.
Pada satu waktu, kerajaan membuka akses kerajaan bagi masyarakat
sehingga kebudayaan di kerajaan terbawa sampai masyarakat umum. Saat
ini, tarian Baksa Kembang masih dipakai acara-acara untuk menyambut
tamu-tamu yang dihormati meskipun masih banyak penari-penari tari Baksa
Kembang belum memahami arti dan nilai Tarian Baksa Kembang. Baksa
memiliki arti kelembutan. Tarian Baksa kembang adalah bentuk kelembutan
tuan rumah dalam menyambut tamu yang dihormati. Sambutan tersebut
dilakukan dengan cara Penari tari Baksa Kembang memberikan rangkaian
bunga kepada tamu yang dihormati. Nilai-nilai tersebut merupakan
transformasi dari cinta sepasang kekasih pangeran Suria Wangsa Gangga
dengan putri Kuripan.
Penari tari Baksa Kembang mesti ganjil. Selain itu, rangkaian bunga
yang diberikan kepada tamu kehormatan merupakan rangkaian bunga
perpaduan dari bunga mawar dan melati yang disebut oleh masyarakat
setempat kembang Bogam.
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/880/tari-baksa-kembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar