Kamis, 29 Mei 2014

TARI SARONDE

Tari Saronde adalah tari pergaulan keakraban dalam acara pertunangan. Tari pergaulan keakraban dalam acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian ini diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah Gorontalo. Tarian ini dilakukan di hadapan calon mempelai wanita. Tentu penarinya adalah calon mempelai laki-laki bersama orang tua atau walinya. Ini adalah cara orang Gorontalo menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya alias pengantin yang akan dipinangnya. Dalam bahasa Gorontalo, tarian Saronde adalah sarana molihe huali yang berarti menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Mereka menari dengan selendang. dalam pelaksanannya tarian saronde bukan hanya menari tapi juga terdapat musik sob (nyanyian dan rebana),.Musik mengiringi tarian Saronde dengan tabuhan rebana dan nyanyian vokal, diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat. Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi masyarakat Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.Gerakan Tarian Saronde diawali dengan memberi hormat kepada orang tua, ketua adat dan keluarga yang hadir, kemudian melangkahkan kaki kanan ke depan diikuti dengan ayunan tangan yang memegang selendang ke samping kanan. Kemudian dilanjutkan dengan ayunan kaki kiri ke depan dan diikuti oleh ayunan tangan ke samping kiri, begitulah seterusnya. Kemudian bergantian dengan penonton yang hadir.Dengan tarian ini calon mempelai pria mencuri-curi pandang untuk melihat calonnya. Tari Saronde dipengaruhi secara kuat oleh agama Islam. Saronde dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu Tulunani yang disusun syair-syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan doa-doa untuk keselamatan.Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Menampakkan sedikit dirinya agar calon mempelai pria tahu bahwa ia mendapat perhatian. Sesekali dalam tariannya ia berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya, pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penari.Pada zaman dahulu masyarakat Gorontalo belum mengenal yang namanya pacaran, dimana muda mudi berjalan berdua-duaan, terlebih pada malam hari. Pacaran yang pada zaman itu dinamakan dengan mopotilandahu itu dipegang penuh oleh kedua orang tua atau keluarga.

TARI PECUT



Tarian ini biasanya dilakukan beberapa menit sebelum kompetisi kerapan sapi dimulai dengan memberikan beberapa acara pembukaan kepada para penonton sehingga persaingan akan lebih menarik. Tarian ini dimainkan oleh sekitar 100 penari terdiri dari anak laki-laki dan perempuan. Musik tradisional disebut Saronen dan thok-thok dibunyikan bersama-sama dengan tarian ini.
Tari peccot (Tari Pecut) adalah kreasi koreografi yang besar sekali, yang dipentaskan oleh seratusan siswa, merupakan pencampuran laki-laki perempuan. Mereka berlatih selama beberapa minggu untuk tampil pada kerapan sapi terbesar pada bulan September dan Oktober, yaitu pada tingkat kabupaten di Sumenep, lalu pada tingkat seluruh pulau Madura di Kota Pamekasan. Mereka berpentas di ruang terbuka di lapangan kerapan sendiri, sebagai acara pembukaan kerapan. Dengan susunan yang nampak dari jauh, busana seragam yang berkilat, perpaduan warna (kuning, hijau dan merah, yaitu warna dari ketiga jalur kerapan, adalah warna dominan), aksesoris (bendera, selendang, cambuk), tarian ini adalah pementasan baru yang sangat spektakuler. Guru-guru tari mencampurkan unsur Madura, Bali dan Jawa. Iringan musikal (orkes saronen atau kennong tello' termasuk suling, kadang-kadang dilengkapi tambur bercelah dari kayu) diperkeras lagi oleh pengeras suara yang menguak-uak. Diciptakan untuk menarik, menghormati, dan memesonakan tamu-tamu khusus (wisatawan dan pejabat) dan para penonton, acara tari yang bergengsi itu kini telah menjadi salah satu ciri khas kerapan sapi Madura.

TARI CENDRAWASIH

Tari Cendrawasih adalah kehidupan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi.Tari Cendrawasih initermasuk tari berpasangan yang ditarikan oleh dua penari putri atau kelipatannya, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telahdikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Tema tarian ini adalah pantomim yang berarti menirukan gerakan.Dalam busana tarian ini ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat danmemperjelas desain gerak yang diciptakan. Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.Penyajian  musik  Tari  Cendrawasih  juga didukung oleh  beberapa aspek penunjangnya, yaitu pelaku (penari dan penabuh), gerak atau koreografi, musikdan  lagu,  rias busana, serta peralatan  penunjang lainnya. Musik tari cendrawasih ini terinspirasi dari melihat dan mendengarmusik tari klasik, tari  jaipong dan  musik  tari  Bali. Dalam Tari Cendrawasih ini menggunakan pola lantai gerak tari berpasangan. 
http://octhaaritha.blogspot.com/2013/02/tari-cendrawasih.html

TARI RANTAK


tari rantak minangkabau
Tari Rantak diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian dari sejarawan setempat. Untuk melestarikan Asal Usul Tari Rantak dari Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya sangat sedikit pada saat ini dan mulai pudar. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa masyarakat kerinci daerah Tanjung dalam menembangkanya nyayian (pengasuh) untuk mengiri kesenian dan tarian. Daerah Tanjung berada di hilir menyusuri sepanjang pinggiran sungai yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari lirik dan pantun serta bahasa Kerinci Hilir yang digunakan dalam mendendangkan lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).

TARI JARANAN

Kesenian Tari Jaranan dari berbagai daerah di Indonesia
Kesenian jaranan adalah suatu seni tari yang menggunakan instrumen berupa anyaman bambu atau daun pandan yang dibentuk sedemikian rupa hingga mirip seperti kuda. Tarian jaranan ini populer di daerah Jawa bagian timur, mulai dari Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Malang bahkan sampai Banyuwangi. Beberapa diantaranya memang mirip, namun tentu saja masih ada beberapa perbedaan.Tari jaranan merupakan kesenian yang memiliki asal beragam dan sejarah yang cukup panjang. Kesenian ini lahir saat kerajaan kuno Jawa Timur berdiri sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian ini adalah tradisi leluhur dari masyarakat Jawa Timur. Di era modern ini masih ada masyarakat yang melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk mengingat sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal ini, saat banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih berkesempatan mengenalnya.

TARI GOLEK MENAK


Tari Golek Menak
Tari Golek Menak, merupakan jenis tarian klasik, gaya Keraton Yogyakarta. Tari Golek Menak, mengandung arti menarikan Wayang Golek Menak. Wayang Golek Menak, merupakan jenis wayang yang dibuat dari bahan kayu, yang memakai busana, layaknya manusia. Jenis wayang ini berkembang di Jawa Tengah Bagian Barat dan Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, insipiasi penciptaan diperoleh setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX melihat pentas Wayang Golek Menak di daerah eks-Karesidenan Kedu, Jawa Tengah bagian Barat.
  1. Proses Penciptaan:
    • Inspirasi setelah melihat pentas wayang golek di daerah eks-Karesidenan Kedu. Pada tahun 1941
    • Pengerjaan oleh Tim yang dipimpin oleh KRT. Purboningrat, anggota 7 orang yaitu: KRT.Brongtodiningrat, Pangeran Suryo Brongto, KRT. Madukusumo, KRT. Wiradipraja, KRT. Marodipuro, RW.Hemdrowardowo, RW.Laras Sumbogo, RB. Kuswarogo.
    • Pagelaran yang pertama, menampilakan 3 karakter: (1)Karakter putri, untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli, (2) karakter putra, untuk  Raden Maktal, (3) karakter gagah, untuk Prabu Dirgamaruta.
    • Ditampilkan dalam 2 tarian: (1) Perang antara Sudarawerti dengan Sirtupelaeli, (2) perang antara Prabu Dirgamaruta dengan Raden Maktal
  2. Tarian ini kemudian disempurnakan oleh lembaga seni tari yang ada di Yogyakarta, yaitu antara lain: (1) Siswo Among Rekso, (2)Pusat Latihan Tari Bagong Kusudihardjo, (3) Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), (4) Mardawa Budaya, (5) Paguyuban Surya Kencana, (6) Institut Seni Indonesia (ISI)
  3. Tarian ini menggunakan bahasa Bagongan, dan busana yang dipakai yakni busana wayang golek menak.
 http://lintangluku.com/tari-golek-menak/

TARI MANASAI

Tari Manasai merupakan tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya juga diadakan untuk menyambut tamu-tamu pemerintahan yang ke sana. Intinya tarian “selamat datang” untuk tamu-tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Tari ini juga biasanya dipentaskan pada acara festival budaya Isen Mulang yaitu acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh dinas pariwisata dan dinas-dinas yang terkait, tujuannya adalah menarik minat wisatawan untuk berkunjung serta memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah sehingga masyarakat luar juga mengetahui budaya dari daerah lain. Hal tersebut akan memperkaya budaya nasional bangsa kita.Tari manasai selain dipentaskan pada festival budaya jug dapat ditemuai pada keseharian kehidupan masyarakatnya. Dalam acara pernikahan adat, misalnya. Tari manasai biasanya digemari oleh kalangan muda sampai kalangan tua.Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang peserta, pria dan wanita yang berdiri berselang-seling antara pria dan wanita dalam satu lingkaran. Dimulai dengan semua menghadap kedalam lingkaran, kemudian berputar kearah kanan, sambil melakukan gerak maju bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap kearah luar lingkaran, berputar lagi kearah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama Cha-Cha. Tidak ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat, dan suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.

TARI SAJOJO


http://img.antaranews.com/new/2011/07/ori/20110706092341w5.gif
Tari Sajojo adalah sejenis tari pergaulan rakyat yang berasal dari Papua. Pulau yang paling Luas dengan Keadaan Geografisnya yang Terjal, terletak di ujung Timur Indonesia. Papua juga terkenal dengan Cartenz Pyramid, pemilik salju abadi di puncaknya, menjadi daya tarik tersendiri, bagi para wisatawan. Kemudian lautnya yang Terkenal Jernih dengan Pemandangan yang begitu Eksotik dan Biota laut yang masih langka pun ada di Papua. Selain keindahan alamnya, kesenian dan budaya tradisional Papua adalah kekayaan tersendiri yang diciptakan dan dimiliki oleh masyarakat Papua.Papua adalah provinsi yang kaya dengan seni budaya dan suku adatnya, masyarakatnya telah memiliki dan mengembangkan seni tarinya tersendiri baik secara turun temurun atau seni tari kontemporer sebagai bentuk ekspresi diri, salah satunya adalah tarian sajojo ini. Lirik lagu dalam tarian sajojo bercerita tentang seorang gadis cantik yang diidolakan oleh pemuda-pemuda di kampungnya. Salah satu jenis tari pergaulan ini mulai populer pada tahun 1990-an. Awalnya di kalangan militer yang pernah tugas di Timor, Maluku dan Irian. Tari Sajojo, memiliki kekhasan pada gerakannya yang meloncat bongkok, dengan dimulai dari kaki kiri. Iringan musik Sajojo, biasanya beirama Cha Cha Cha Ambon medly.Saking populernya tarian dan nyanyian Sajojo ini, kita dengar dimana-mana, hingga banyak sekolah, lembaga dan kelompok masyarakat memperlombakan tarian Sajojo. Bahkan tari sajojo telah dimodifikasi menjadi senam meski tanpa meninggalkan unsur-unsur aslinya.Kepopuleran tari Sajojo didukung pula oleh karakter tarian itu sendiri. Jenis tarian Sajojo adalah tarian grup yang tidak dibatasi jumlah penarinya. Seperti halnya tarian Yospan, siapa pun boleh turun dalam kesukarian sebuah kebersamaan. Ditambah dengan iringan musik yang dinamis, menghentak dan menggembirakan. Sehingga sangat kentara nuansa kebersamaan dan pergaulannya. Inilah salah satu karakter menonjol dari karya seni tradisional masyarakat Papua daerah pantai. Mereka telah mampu berkomunikasi dengan masyarakat kota dan masyarakat luar sudah tidak asing bagi mereka.

Selasa, 27 Mei 2014

TARI KANCET LASAN


http://www.thejakartapost.com/files/images2/p21-cextravaganza.jpg


Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

 http://www.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/S=0/tourism/tari_kancet_lasan

TARI GANTAR

Tarian ini berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi. Tarian ini dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda mudi dan juga untuk menyambut tamu yang datang. Tarian ini melukiskan kegembiraan dalam menanam padi.Gantar adalah sepotong bambu yang didalamnya diisi dengan biji-biji padi dan tongat panjang yang merupakan asek untuk membuat lubang ditanah saat menanam padi. Juga melukiskan keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang ke Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun investor dan para tamu yang dihormati kemudian diajak turut menari. Pakain yang dipakai di sebut Ulap Doyo kain tenunan asli suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat doyo.
http://rinonakbatam.blogspot.com/2011/04/tari-gantar.html







TARI JATHILAN

Jathilan dikenal sebagai tarian paling tua di Jawa, dikenal juga dengan nama Jaran Kepang.Tarian ini mempertontonkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuah pedang. Penari menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kulit binatang yang disebut dengan Kuda Kepang, diiringi alat musik gendang, bonang, saron, kempul, slompret dan ketipung.Tarian ini pertunjukkan oleh penari yang menggunakan seragam prajurit dan yang lainnya menggunakan topeng dengan tokoh-tokoh yang beragam, ada Gondoruwo (setan) atau Barongan (singa). Mereka mengganggu para prajurit yang berangkat ke medan perang. Selain di Yogyakarta, Jathilan juga berkembang di wilayah lain seperti, Jawa Timur, Jawa Tengah, meski masing-masing menampilkan versi yang berbeda. Lakon yang dimainkan umumnya sama, seperti Panji, Ario Penangsang atau gambaran kehidupan prajurit pada masa kerajaan Majapahit.Kostum lainnya berupa seragam celana sebatas lutut, kain batik bawahan, kemeja atau kaus lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper, selempang bahu (srempeng), selendang pinggang (sampur) dan kain ikat kepala (udheng) dan hiasan telinga (sumping). Para penari berdandan mencolok dan mengenakan kacamata hitam.Masyarakat lebih mengenal tarian ini sebagai sebuah tarian yang identik dengan unsur magis dan kesurupan. Pada tarian aslinya, para penari Jathilan menari secara terus-menerus sambil berputar-putar hingga salah satu dari mereka mengalami trance atau semacam kesurupan. Penari ini akan meraih apa saja yang ada di depannya, termasuk pecahan kaca, memakan rumput, mengupas kelapa dengan gigi dan adegan-adegan yang kelihatan tidak masuk akal lainnya. Penari mengunyah kaca seperti kudapan yang enak dan nikmat. Bagi sebagian penonton, adegan trance ini yang menjadi tontonan mengasyikkan

TARI KRETEK


Kabupaten Kudus yang berada di Jawa Tengah semula tampak biasa. Tak begitu banyak orang yang tahu pamor kota yang terkenal dengan gelar Kota Kretek yang tersandar padanya. Terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan, menghantarkan Kota Kretek yang kaya akan beraneka ragam hal yang bisa menjadikannya populer, sedikit terabaikan dibanding kota-kota lain di Provinsi Jawa Tengah.Kehidupan masyarakat Kudus, Jawa Tengah, sepertinya tidak bisa dipisahkan dengan industri keretek. Hingga proses pembuatan keretek yang menjadi penggerak perekonomian Kudus itu diejawantahkan dalam bentuk kesenian, yakni tari. Agak aneh memang, mulai dari memilih tembakau, hingga bagaimana cara memasarkannya, semuanya diceritakan dalam satu tarian, tari Kretek.

TARI EBEG


http://himpalaunas.com/sites/himpalaunas.com/files/imagecache/Original/tari%20ebeg.jpg
Ebeg Merupakan salah satu bentuk tarian rakyat yang berkembang di daerah banyumas. Jenis tarian ebeg terdapat juga di luar daerah Banyumas khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan nama yang berbeda yaitu ada yang menyebut Jarang Kepang, Kuda Lumping, dan Jathilan. Di Ponorogo disebut Reog. Walaupun namanya tidak sama namun dilihat dari gerak tari dan peralatan tidak jauh berbeda.Beberapa waktu yang lalu Gubernur Jawa Tengah membuat Geger tentang kesenian ebeg. Bibit menyampaikan dalam acara yang di hadiri masyarakat indonesia bahwa kesenian jaran kepang atau di banyumas lebih di kenal ebeg merupakan kesenian terjelek di dunia. Hemm… banyak reaksi keras dari masyarakat jateng, termasuk dari kelompok kesenian ebeg banyumas. Dengan di koordinir seniman rakyat banyumas sempat mengadakan demo di kantor PEMDA kabupaten banyumas.Ternyata dari pantauan saya entah di sengaja atau tidak, banyak agenda kesenian banyumas yang di tampilkan, diantaranya dalam banyumas kernival di alun-alun banyumas dengan 3 kelompok kesenian ebeg sekaligus. Dan selang beberapa waktu berikutnya juga tampil lagi di alun-alun banyumas. Sebenarnya bagaimana sejarah ebeg banyumas. Yuk kita cari tahu lebih tentang jarang kepang banyumas.

TARI LORO BLONYO


Tari Loro Blonyo merupakan gambaran Dewi Sri dan Dewa Sadan Dewi Sri adalah Dewi Pelindung padi dan pemberi berkah dan erupakan lambang kemakmuran, Sedangkan Dewa Sadana adalah dewa sandang pangan.Dahulu Dewi Sri dan Sadana adalah lambang kemakmuran dan kesejahteraan sehingga masyarakat aman tenteram dan damai.Pada saat sekarang kedua Dewa dan dewi tersebut sudah sima dari burni pertiwi dan menetap di Tirta Kedasar. Sepeninggal Dewi Sri dan Sadana keadaan bumi pertiwi makin terpuruk Bencana dan malapetaka serta huru hara ada dimana‑mana Atas petunjuk dewa Wisnu agar keadaan aman tenteram dan makmi harus membawa kembali Dewi Sri dan Sadana.Namun hal itu tidaklah mudah karena untuk mendapatkan Dewi Sri dan Sadana harus berhadapan dengan raksasa penunggu Negara Tirta Kedasar Semar berhasil membawa Dewi Sri dan Sadana atas restu Dewa Wisnu. Dengan diboyongnya Dewi Sri dan Sadana Keadam pulih kembali Hasil Pertanian meningkat, sandang dan pangan melimpah. Untuk menghormati Dewi Sri dan SadanaMasyarakat menyampaikan ucapan syukur dengan musik kothekar lesung yang berirama ritme religius magis

TARI APLANG


Tari Aplang merupakan tari kerakyatan yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Tari Aplang merupakan suatu keksenian yang awalnya digunakan sebagai media penyebaran agama Islam. Oleh karena itu tari Aplang memiliki ciri khas yang tidak terlepas dari unsur islami, diantaranya iringan rebana, bedug dan beberapa syair puji-pujian yang dilakukan menggunakan bahasa Arab dan Jawa. Tari Aplang biasanya dipentaskan oleh sedikitnya lima orang penari putra atau putri sampai jumlah yang tidak bisa ditentukan. Di sebut Tari Aplang karena gerakan tari Aplang mengadaptasi gerakan silat dengan ndaplang yang dibubuhi dengan gerakan lain agar terlihat lebih indah dan luwes. Dalam perkembangannya Tari Aplang mengalami beberapa modifikasi baik dalam gerakan, kostum dans egi teknisnya. Gerakanya bersifat dinamis dan luwes sehingga terkesan menarik. Kostum Tari Aplang berupa baju putih, merah muda, biru lengan panjang dari bahan sejenis diamond yang terkesan indah dan meriah. Dilengkapi dengan topi yang dipakai pada sanggul penari, dan dilengkapi dengan slempang yang dililitkan menyamping pada badan dengan warna yang disesuaikan dengan warna hijau, juga dilengkapi dengan kain jarit yang menutupi celana tayet kira-kira setinggi lutut. Alas kaki yang digunakan yaitu gapyak yang dapat menimbulkan kesan agamis. Serta penari juga menggunakan kacamata agar terkesan lebih menarik.

TARI SENI BARONG BLORA


Sedikit ringkasan tentang Seni Barong Blora : Barongan Blora, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit.Tari barongan ini diambil dari cerita Panji. Panji adalah seorang Putra Kerajaan Singosari yang menyamar sebagai pengamen. Dia mengamen dengan melakukan tari barongan. Penyamaran yang dia lakukan adalah untuk mengembara mencari kekasihnya yaitu Ayu Galuh CandraKirana. demikian sedikit ringkasan tentang Barongan Blora yang sampai sekarang menjadi ikon dari Kabupaten Blora..Kesenian barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Namun, Kabupaten Blora yang bisa dikatakan paling eksis. Bayangkan saja, dari 295 desa di Kabupaten Blora, terdapat 625 paguyuban kesenian barongan. Artinya, setiap desa minimal memiliki dua grup kesenian barongan. Apalagi, beberapa budaya tradisi mensyaratkan keterlibatan kesenian barongan di dalamnya. Tradisi lamporan ritual tolak bala yang berasal dari Desa Kunden, misalnya, mengharuskan keterlibatan barongan. Bahkan, justru Singo Barong yang dianggap sebagai pengusir tolak bala.Tak mengherankan bila kesenian barongan sangat populer dan sangat lekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di Kabupaten Blora. Mereka beranggapan bahwa barongan telah berhasil mewakili sifat-sifat kerakyatan mereka, seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, tegas, kekompakan, dan keberanian yang didasarkan pada kebenaran. 
 

TARI TOPENG IRENG


Topeng ireng merupakan salah satu kesenian tari dari Borobudur, Magelang. Tari Topeng Ireng Tari merupakan kesenian daerah pinggiran. Topeng Ireng sampai saat ini masih populer di kalangan Desa Wonolelo. Tarian tersebut masih diakui dan dilestarikan di Desa Wonolelo. Antusias dari masyarakat Desa Wonolelo sangat besar. Tari Topeng Ireng di Desa Wonolelo di kembangkan di 3 dusun yaitu Dusun Wonolelo, Dusun Windu Sajan, dan Dusun Windusabrang.Topeng Ireng dulunya merupakan peninggalan dari wali yang tujuannya untuk menyebarkan agama Islam. Tarian Topeng Ireng mengadopsi dari konsep Indian atau Suku Dayak namun, pakaian yang dikenakan penari sudah dimodifikasi menjadi lebih tertutup. Gerakan tarian Topeng Ireng mengadopsi dari kelompok-kelompok tari. Tarian Topeng Ireng masih tergolong tarian baru diantara kesenian tari lainnya.

Selasa, 20 Mei 2014

TARI SELAMAT DATANG BELITUNG (TARI SEKAPUR SIRIH)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN45z8gnoYng8mlNbQZpNWTHkAEi-STmmleoT8bLP9Aol-tlWZawEfNiwXn45-XtuIEB5K3_SjDWqYPCpmGqZDHPp3t7jdeSYXZiRhrHVsNKRZuYXwlv-cmEO6aP8wlu80GuhiDnB9cxo/s1600/gubernur+ter.jpg
Tari sekapur sirih adalah salah satu tarian selamat datang yang berasal dari Belitung. Dalam tarian ini, penari membawa sebuah wadah yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada para tamu penting yang datang di satu acara perhelatan besar yang sedang digelar masyarakat Belitung.Gerakan-gerakan lincah penari yang bergerak ke kanan dan kiri diiringi musik tradisional gambus khas Belitung membuat tarian ini begitu rancak. Gerakan penari seakan-akan memberikan isyarat selamat datang kepada para tamu.Dalam salah satu gerakannya para penari ini menerbakan bunga-bunga sebagai tanda penolak bala. Selain itu, para penari juga mendekati para tamu kehormatan yang duduk di barisan terdepan dan memberikan sirih yang tersimpan dalam sebuah kotak sebagai tanda kehormatan dan persahabatan kepada para tamu yang datang.Tari sekapur sirih biasa ditarikan 10 sampai 12 penari. Diantara para penari ini biasanya terdapat dua penari laki-laki yang berposisi di belakang. Tari sekapur sirih menjadi tarian yang ditampilkan dalam perhelatan besar di Belitung. Sebagai tarian selamat datang, biasanya tari sekapur sirih ini mendapatkan perhatian dan sambutan meriah dari para tamu undangan yang hadir.


 http://www.indonesiakaya.com/kanal/foto-detail/sambutan-selamat-datang-dalam-tari-sekapur-sirih#6766


TARI SEPEN

Tari Sepen merupakan tari asli masyarakat Melayu Belitong, meskipun kadang ada modifikasi tari gerak maupun pakaian yang digunakan. Sejatinya, tari sepen merupakan tarian selamat datang yang dipersembahkan kepada tamu yang datang. Tari Sepen dulunya juga ditarikan bersama dengan laki-laki, namun sekarang lebih banyak hanya dilakukan oleh perempuan, baik anak-anak maupun remaja dan dewasa. Pakaian yang digunakan penari kadang tidak lagi menggunakan pakaian adat Belitong, namun dimodifikasi sesuai kebutuhan. Tari Sepen ne la mulai detinggalan urang Belitong. Biak-biak kini ari dak tau kan nari sepen, muji dak sua dajaran de ruma sekula. Kanggo e to, sekarang la kuat ade lumbe nari tradisional atau ade acara Pemda, mun dak an se tang pandai puna nari sepen ne. Itu jak mun ade pagelaran kesenin to gak sikit urang nuk nak numton e, uji e se mendingan nunton madun. Gik duluk e urang rajin ngikutek irama e....sepen mintak tambul,....sepen mintak tambul.....

TARI CAMPAK

 
Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Tarian ini berupa pantun bersambut yang biasanya didendangkan oleh sepasang penari yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan irama yang khas. Mereka menari diiringi tabuhan gendang, biola dan gong yang ditabuh secara berkala. Para penari menggunakan selembar saputangan yang dikibas-kibaskan mengiringi lenggok gemulai sang penari. Pada saat tarian ini berlangsung biasanya penonton bebas memberi sawer kepada “nduk campak” sebutan bagi penari perempuan pada tarian ini. Sedangkan penari laki-laki disebut “penandak”.Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.

Minggu, 18 Mei 2014

TARI BALUMPA

Tari Balumpa berasal dari Kabupaten Wakatobi, daerah Binongko dan Buton. Tarian ini menggambarkan kegembiraan penari sebagai salah satu bentuk penyambutan atas kedatangan tamu dari luar yang datang ke daerah mereka. Tarian ini menceritakan tentang sekolompok gadis cantik yang sedang berdendang diiringi lagu musik daerah dan menggunakan alat musik gambus. Keindahan tarian Balumpa terlihat saat para penari sedang berdendang dengan hati yang tulus dan memahami makna gerakan yang di lakukan. Tarian ini biasanya dibawakan oleh 6-8 orang, ada yang berpasangan laki-laki-perempuan dan ada juga perempuan-perempuan. Di Wakatobi, tarian Balumpa ditampilkan saat penyambutan datangnya tamu agung dari luar dan dalam negeri. Tarian ini juga ditampilkan saat event besar, seperti perayaan 17 Agustus, menyambut tamu, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

http://binongko-ku.blogspot.com/2013/06/tari-balumpa.html

TARI LULO




Lulo merupakan tarian tradisional masyarakat Tolaki di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tolaki merupakan salah satu suku terbesar di Sulawesi Tenggara selain Suku Buton dan Suku Muna.Biasanya, tarian ini dimainkan sebagai pertunjukan hiburan ketika merayakan. kebahagiaan, tarian menyambut kedatangan tamu kehormatan serta promosi budaya Sulawesi Tenggara.Dulu, fungsi tari Lulo tidaklah seperti sekarang. Nenek moyang suku Tolaki memainkan tarian ini hanya ketika mereka menyelenggarakan upacara adat panen padi, pelantikan raja, serta pesta pernikahan. Ketika upacara panen padi, Lulo merupakan ritual untuk memuja dewa padi yang diyakini sebagai pemberi kesuburan. Ketika dimainkan saat pesta pernikahan dan pelantikan raja, Lulo menjadi tarian persahabatan antar warga Tolaki dan media untuk mencari jodoh.  Itulah mengapa, penari Lulo ketika itu hanyalah warga yang belum mempunyai pasangan atau yang belum menikah .Tak hanya itu, pihak lelaki diwajibkan untuk terlebih dahulu bertanya kepada calon wanita yang akan dijadikan pasangan menari.Jika pada saat pertunjukan akan berlangsung, pihak wanita menolak untuk diajak menari bersama, lelaki itu wajib membayar denda yakni menyembelih seekor kambing dan 2 lembar kain sarung untuk nantinya dibagikan kepada warga sekitar. Aturan ini tidak berlaku, jika pihak wanita mengajak lelaki terlebih dahulu namun si lelaki menolaknya. Namun kini,  tidak demikian. Siapa saja dapat menjadi penari Lulo dan ikut serta menari bersama ketika pertunjukan Lulo berlangsung.Gerakan yang penuh suka ria menjadi ciri khas dari pertunjukan tari Lulo.  Selama pertunjukan berlangsung, alunan musik tradisional, seperti gong, kulintang yang terbuat dari bambu, serta kendang mengiringi setiap gerak para penari Lulo.  Setiap kali tarian ini dimainkan, jumlah penari Lulo bervariasi.  Pada awal pertunjukan, penari Lulo hanya terdiri dari beberapa pasang lelaki dan wanita. Biasanya ditengah pertunjukan, jumlah penari bertambah ketika penonton mulai tertarik untuk ikut serta menari bersama.Sekilas, gerakan tari Lulo terlihat relatif sederhana. Mulai dari awal hingga pertunjukan usai, para penari Lulo membentuk lingkaran, menari sambil bergandengan tangan dengan posisi telapak tangan wanita berada di atas telapak tangan penari lelaki. Bagi warga Tolaki, posisi tangan wanita yang berada diatas tangan lelaki memiliki makna setiap lelaki berkewajiban untuk melindungi wanita. Perpaduan gerak ketika penari Lulo berputar dalam sebuah lingkaran dengan posisi tangan tetap saling bergandengan menjadi daya tarik tersendiri dari pertunjukan Lulo.  Keistimewaan tersendiri dari pertunjukan tari Lulo semakin dapat anda temukan ketika memiliki kesempatan untuk melihat langsung tarian ini dimainkan.

TARI TAMBUN DAN BUNGAI

Tari tambun dan bungai, berasal dari daerah palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tarian ini merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas hasil panen rakyat. Tambun dan bungai adalah pejuang di Kalimantan Tengah. Tambun dan Bungai adalah tokoh legenda suku dayak ot Danum yang tinggal di tengah pulau Kalimantan khususnya wilayah Kabupaten gunung Mas. Tambun dan Bungai adalah saudara dari ayah mereka yang merupakan adik-kakak. Kedua orang ini, Tambun dan Bungai memiliki perasaan yang sama yaitu jika salah satu diantara mereka bersedih maka yang satu akan ikut merasakan kesedihan yang sama dialaminya. Keduanya memiliki karakter dan sifat yang sama. Mereka memiliki watak yang cerdas, lemah lembut, peramah, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, cepat kaki ringan tangan, bijaksana, dan pantang menyerah untuk membela kebenaran.

Salah satu peristiwa penting yang memjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang di Kalimantan Selatan adalah mereka selalu menang dalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan panen masyarakat setempat. Mereka akhirnya mendapat gelar dari Nyai Undang raja di Pematang Sawang yaitu gelar  “Tumenggung Tambun Terjun Ringkin Duhung dan “Tumenggung Bungai Andin Sindai”.
Atas semua perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang Tambun dan Bungai salah satunya adalah Tarian Tambun dan Bungai.

http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/879/tari-tambun-dan-bungai