Tari ini lahir dalam keadaan saat
tersedia perangkat gameran untuk menghibur para prajurit yang pulang
dari medan perang. Pada saat itu prajurit ingin bergembira dan
bersukaria, lantas datanglah seorang wanita cantik yang menari dan
mengajak para prajurit yang dikehendakinya untuk menari. Acara ini terus
berlanjut dengan penari yang berganti-ganti dan mengajak satu per satu
prajurit itu menari bersama. Tari Gandrung biasanya dilakukan pada
sebuah arena yang dikelilingi penonton. Diantara penonton tersebut
adalah sekaligus sebagai calon penari Gandrung. Dalam bahasa Sasak
disebut dengan “pengibing” atau “ngibing” yang berarti menari.
Penyebaran
tari Gandrung di Lombok cukup merata terlihat dari berbagai aliran tari
gandrung. Seperti Gandrung Bertais dari daerah Bertais dan Dasan Tereng
yang masih mempertahankan keaslian tradisi tari Gandrung.
Peralatan musik yang biasanya digunakan
untuk mengiringi tari Gandrung disebut dengan gamelan dengan ragam yang
mengalami perubahan dari masa ke masa. Nah, menariknya, pada awal
dipentaskan di depan khalayak, tari Gandrung dimainkan oleh penari pria.
Tetapi kemudian kini dimainkan juga oleh penari wanita. Nah, tarian ini
biasanya dipertunjukkan saat musim panen. Kini Anda bisa melihatnya di
desa-desa wisata yang tersebar di Lombok seperti Desa Sade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar