Minggu, 18 Mei 2014

TARI LULO




Lulo merupakan tarian tradisional masyarakat Tolaki di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tolaki merupakan salah satu suku terbesar di Sulawesi Tenggara selain Suku Buton dan Suku Muna.Biasanya, tarian ini dimainkan sebagai pertunjukan hiburan ketika merayakan. kebahagiaan, tarian menyambut kedatangan tamu kehormatan serta promosi budaya Sulawesi Tenggara.Dulu, fungsi tari Lulo tidaklah seperti sekarang. Nenek moyang suku Tolaki memainkan tarian ini hanya ketika mereka menyelenggarakan upacara adat panen padi, pelantikan raja, serta pesta pernikahan. Ketika upacara panen padi, Lulo merupakan ritual untuk memuja dewa padi yang diyakini sebagai pemberi kesuburan. Ketika dimainkan saat pesta pernikahan dan pelantikan raja, Lulo menjadi tarian persahabatan antar warga Tolaki dan media untuk mencari jodoh.  Itulah mengapa, penari Lulo ketika itu hanyalah warga yang belum mempunyai pasangan atau yang belum menikah .Tak hanya itu, pihak lelaki diwajibkan untuk terlebih dahulu bertanya kepada calon wanita yang akan dijadikan pasangan menari.Jika pada saat pertunjukan akan berlangsung, pihak wanita menolak untuk diajak menari bersama, lelaki itu wajib membayar denda yakni menyembelih seekor kambing dan 2 lembar kain sarung untuk nantinya dibagikan kepada warga sekitar. Aturan ini tidak berlaku, jika pihak wanita mengajak lelaki terlebih dahulu namun si lelaki menolaknya. Namun kini,  tidak demikian. Siapa saja dapat menjadi penari Lulo dan ikut serta menari bersama ketika pertunjukan Lulo berlangsung.Gerakan yang penuh suka ria menjadi ciri khas dari pertunjukan tari Lulo.  Selama pertunjukan berlangsung, alunan musik tradisional, seperti gong, kulintang yang terbuat dari bambu, serta kendang mengiringi setiap gerak para penari Lulo.  Setiap kali tarian ini dimainkan, jumlah penari Lulo bervariasi.  Pada awal pertunjukan, penari Lulo hanya terdiri dari beberapa pasang lelaki dan wanita. Biasanya ditengah pertunjukan, jumlah penari bertambah ketika penonton mulai tertarik untuk ikut serta menari bersama.Sekilas, gerakan tari Lulo terlihat relatif sederhana. Mulai dari awal hingga pertunjukan usai, para penari Lulo membentuk lingkaran, menari sambil bergandengan tangan dengan posisi telapak tangan wanita berada di atas telapak tangan penari lelaki. Bagi warga Tolaki, posisi tangan wanita yang berada diatas tangan lelaki memiliki makna setiap lelaki berkewajiban untuk melindungi wanita. Perpaduan gerak ketika penari Lulo berputar dalam sebuah lingkaran dengan posisi tangan tetap saling bergandengan menjadi daya tarik tersendiri dari pertunjukan Lulo.  Keistimewaan tersendiri dari pertunjukan tari Lulo semakin dapat anda temukan ketika memiliki kesempatan untuk melihat langsung tarian ini dimainkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar