Tari Saronde
adalah tari pergaulan keakraban dalam acara pertunangan. Tari pergaulan
keakraban dalam acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian ini
diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan
daerah Gorontalo. Tarian ini dilakukan di hadapan calon mempelai wanita.
Tentu penarinya adalah calon mempelai laki-laki bersama orang tua atau
walinya. Ini adalah cara orang Gorontalo menjenguk atau mengintip calon
pasangan hidupnya alias pengantin yang akan dipinangnya. Dalam bahasa Gorontalo, tarian Saronde adalah sarana molihe huali yang berarti menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon mempelai pria
kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Mereka menari
dengan selendang. dalam pelaksanannya tarian saronde bukan hanya menari
tapi juga terdapat musik sob (nyanyian dan rebana),.Musik mengiringi
tarian Saronde dengan tabuhan rebana dan nyanyian vokal, diawali dengan
tempo lambat yang semakin lama semakin cepat. Iringan rebana yang
sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi masyarakat
Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.Gerakan Tarian Saronde diawali dengan memberi hormat kepada orang
tua, ketua adat dan keluarga yang hadir, kemudian melangkahkan kaki
kanan ke depan diikuti dengan ayunan tangan yang memegang selendang ke
samping kanan. Kemudian dilanjutkan dengan ayunan kaki kiri ke depan dan
diikuti oleh ayunan tangan ke samping kiri, begitulah seterusnya.
Kemudian bergantian dengan penonton yang hadir.Dengan tarian ini calon mempelai pria mencuri-curi pandang untuk
melihat calonnya. Tari Saronde dipengaruhi secara kuat oleh agama Islam.
Saronde dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu
Tulunani yang disusun syair-syairnya dalam bahasa Arab yang juga
merupakan lantunan doa-doa untuk keselamatan.Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan
memperhatikan pujaan hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Menampakkan
sedikit dirinya agar calon mempelai pria tahu bahwa ia mendapat
perhatian. Sesekali dalam tariannya ia berusaha mencuri pandang ke arah
calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya, pengantin diharuskan menari,
demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari ketika dikalungkan
selendang oleh pengantin dan para penari.Pada zaman dahulu masyarakat Gorontalo belum mengenal yang namanya
pacaran, dimana muda mudi berjalan berdua-duaan, terlebih pada malam
hari. Pacaran yang pada zaman itu dinamakan dengan mopotilandahu itu
dipegang penuh oleh kedua orang tua atau keluarga.
Memiliki keunikan merupakan salah satu ciri khas dari negara tercinta ini. Indonesia negara yang kucintai yang memiliki sejuta keindahan baik dari keindahan alam, keunikan budaya dan keragaman suku serta memiliki beragam jenis tarian.Namun seiring berjalannya waktu, budaya kita semakin dilupakan dengan banyaknya masuk budaya dari luar. Yukk.. sama-sama peduli dan menjaga kelestarian budaya ini. KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI..??????
Kamis, 29 Mei 2014
TARI PECUT
Tarian ini
biasanya dilakukan beberapa menit sebelum kompetisi kerapan sapi
dimulai dengan memberikan beberapa acara pembukaan kepada para penonton
sehingga persaingan akan lebih menarik. Tarian ini dimainkan oleh
sekitar 100 penari terdiri dari anak laki-laki dan perempuan. Musik
tradisional disebut Saronen dan thok-thok dibunyikan bersama-sama
dengan tarian ini.
Tari peccot (Tari Pecut) adalah kreasi koreografi yang besar sekali, yang dipentaskan oleh seratusan siswa, merupakan pencampuran laki-laki perempuan. Mereka berlatih selama beberapa minggu untuk tampil pada kerapan sapi terbesar pada bulan September dan Oktober, yaitu pada tingkat kabupaten di Sumenep, lalu pada tingkat seluruh pulau Madura di Kota Pamekasan. Mereka berpentas di ruang terbuka di lapangan kerapan sendiri, sebagai acara pembukaan kerapan. Dengan susunan yang nampak dari jauh, busana seragam yang berkilat, perpaduan warna (kuning, hijau dan merah, yaitu warna dari ketiga jalur kerapan, adalah warna dominan), aksesoris (bendera, selendang, cambuk), tarian ini adalah pementasan baru yang sangat spektakuler. Guru-guru tari mencampurkan unsur Madura, Bali dan Jawa. Iringan musikal (orkes saronen atau kennong tello' termasuk suling, kadang-kadang dilengkapi tambur bercelah dari kayu) diperkeras lagi oleh pengeras suara yang menguak-uak. Diciptakan untuk menarik, menghormati, dan memesonakan tamu-tamu khusus (wisatawan dan pejabat) dan para penonton, acara tari yang bergengsi itu kini telah menjadi salah satu ciri khas kerapan sapi Madura.
Tari peccot (Tari Pecut) adalah kreasi koreografi yang besar sekali, yang dipentaskan oleh seratusan siswa, merupakan pencampuran laki-laki perempuan. Mereka berlatih selama beberapa minggu untuk tampil pada kerapan sapi terbesar pada bulan September dan Oktober, yaitu pada tingkat kabupaten di Sumenep, lalu pada tingkat seluruh pulau Madura di Kota Pamekasan. Mereka berpentas di ruang terbuka di lapangan kerapan sendiri, sebagai acara pembukaan kerapan. Dengan susunan yang nampak dari jauh, busana seragam yang berkilat, perpaduan warna (kuning, hijau dan merah, yaitu warna dari ketiga jalur kerapan, adalah warna dominan), aksesoris (bendera, selendang, cambuk), tarian ini adalah pementasan baru yang sangat spektakuler. Guru-guru tari mencampurkan unsur Madura, Bali dan Jawa. Iringan musikal (orkes saronen atau kennong tello' termasuk suling, kadang-kadang dilengkapi tambur bercelah dari kayu) diperkeras lagi oleh pengeras suara yang menguak-uak. Diciptakan untuk menarik, menghormati, dan memesonakan tamu-tamu khusus (wisatawan dan pejabat) dan para penonton, acara tari yang bergengsi itu kini telah menjadi salah satu ciri khas kerapan sapi Madura.
TARI CENDRAWASIH
Tari Cendrawasih adalah kehidupan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya
pada masa birahi.Tari Cendrawasih
initermasuk tari berpasangan yang ditarikan oleh dua penari putri atau
kelipatannya, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali,
beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telahdikembangkan sesuai dengan
interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema
tarian ini. Tema tarian ini adalah pantomim yang berarti menirukan
gerakan.Dalam busana tarian ini ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat
danmemperjelas desain gerak yang diciptakan. Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N.
Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini)
dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring
adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.Penyajian musik
Tari Cendrawasih juga didukung oleh beberapa aspek penunjangnya, yaitu pelaku
(penari dan penabuh), gerak atau koreografi, musikdan lagu,
rias busana, serta peralatan penunjang lainnya. Musik tari cendrawasih ini
terinspirasi dari melihat dan mendengarmusik tari klasik, tari jaipong dan
musik tari Bali. Dalam Tari Cendrawasih ini menggunakan
pola lantai gerak tari berpasangan.
http://octhaaritha.blogspot.com/2013/02/tari-cendrawasih.html
TARI RANTAK
Tari Rantak diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah
Kabupaten Kerinci. Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini
telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir namun
asal-usulnya menjadi kabur seiring perjalanan waktu dan kurangnya
perhatian dari sejarawan setempat. Untuk melestarikan Asal Usul Tari
Rantak dari Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman
budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi, walaupun kerberadaannya
sangat sedikit pada saat ini dan mulai pudar. Seni budaya ini sangat
identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa masyarakat kerinci daerah
Tanjung dalam menembangkanya nyayian (pengasuh) untuk mengiri kesenian
dan tarian. Daerah Tanjung berada di hilir menyusuri sepanjang pinggiran
sungai yang mengalir menuju Danau Kerinci. Hal ini terlihat dari lirik
dan pantun serta bahasa Kerinci Hilir yang digunakan dalam mendendangkan
lagu yang mengiringi gerakan tarian (pengasuh).
TARI JARANAN
Kesenian jaranan
adalah suatu seni tari yang menggunakan instrumen berupa anyaman bambu
atau daun pandan yang dibentuk sedemikian rupa hingga mirip seperti
kuda. Tarian jaranan
ini populer di daerah Jawa bagian timur, mulai dari Ponorogo, Kediri,
Tulungagung, Nganjuk, Malang bahkan sampai Banyuwangi. Beberapa
diantaranya memang mirip, namun tentu saja masih ada beberapa perbedaan.Tari jaranan
merupakan kesenian yang memiliki asal beragam dan sejarah yang cukup
panjang. Kesenian ini lahir saat kerajaan kuno Jawa Timur berdiri
sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian ini adalah tradisi leluhur dari
masyarakat Jawa Timur. Di era modern ini masih ada masyarakat yang
melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk
mengingat sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal
ini, saat banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih
berkesempatan mengenalnya.
TARI GOLEK MENAK
Tari Golek
Menak, merupakan jenis tarian klasik, gaya Keraton Yogyakarta. Tari
Golek Menak, mengandung arti menarikan Wayang Golek Menak. Wayang Golek
Menak, merupakan jenis wayang yang dibuat dari bahan kayu, yang memakai
busana, layaknya manusia. Jenis wayang ini berkembang di Jawa Tengah
Bagian Barat dan Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, insipiasi penciptaan diperoleh setelah Sri Sultan
Hamengku Buwono IX melihat pentas Wayang Golek Menak di daerah
eks-Karesidenan Kedu, Jawa Tengah bagian Barat.
- Proses Penciptaan:
- Inspirasi setelah melihat pentas wayang golek di daerah eks-Karesidenan Kedu. Pada tahun 1941
- Pengerjaan oleh Tim yang dipimpin oleh KRT. Purboningrat, anggota 7 orang yaitu: KRT.Brongtodiningrat, Pangeran Suryo Brongto, KRT. Madukusumo, KRT. Wiradipraja, KRT. Marodipuro, RW.Hemdrowardowo, RW.Laras Sumbogo, RB. Kuswarogo.
- Pagelaran yang pertama, menampilakan 3 karakter: (1)Karakter putri, untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli, (2) karakter putra, untuk Raden Maktal, (3) karakter gagah, untuk Prabu Dirgamaruta.
- Ditampilkan dalam 2 tarian: (1) Perang antara Sudarawerti dengan Sirtupelaeli, (2) perang antara Prabu Dirgamaruta dengan Raden Maktal
- Tarian ini kemudian disempurnakan oleh lembaga seni tari yang ada di Yogyakarta, yaitu antara lain: (1) Siswo Among Rekso, (2)Pusat Latihan Tari Bagong Kusudihardjo, (3) Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), (4) Mardawa Budaya, (5) Paguyuban Surya Kencana, (6) Institut Seni Indonesia (ISI)
- Tarian ini menggunakan bahasa Bagongan, dan busana yang dipakai yakni busana wayang golek menak.
TARI MANASAI
Tari Manasai merupakan
tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya juga diadakan
untuk menyambut tamu-tamu pemerintahan yang ke sana. Intinya tarian
“selamat datang” untuk tamu-tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Tari ini
juga biasanya dipentaskan pada acara festival budaya Isen Mulang yaitu
acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan dibantu
oleh dinas pariwisata dan dinas-dinas yang terkait, tujuannya adalah
menarik minat wisatawan untuk berkunjung serta memperkenalkan dan
melestarikan budaya daerah sehingga masyarakat luar juga mengetahui
budaya dari daerah lain. Hal tersebut akan memperkaya budaya nasional
bangsa kita.Tari manasai
selain dipentaskan pada festival budaya jug dapat ditemuai pada
keseharian kehidupan masyarakatnya. Dalam acara pernikahan adat,
misalnya. Tari manasai biasanya digemari oleh kalangan muda sampai
kalangan tua.Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang
peserta, pria dan wanita yang berdiri berselang-seling antara pria dan
wanita dalam satu lingkaran. Dimulai dengan semua menghadap kedalam
lingkaran, kemudian berputar kearah kanan, sambil melakukan gerak maju
bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap kearah luar
lingkaran, berputar lagi kearah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu
seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan
mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap
gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama Cha-Cha.
Tidak ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia
berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat
dilakukan kapan saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta
yang ikut bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan
semakin banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat,
dan suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.
TARI SAJOJO
Tari Sajojo adalah sejenis tari pergaulan rakyat
yang berasal dari Papua. Pulau yang paling Luas dengan Keadaan
Geografisnya yang Terjal, terletak di ujung Timur Indonesia. Papua juga
terkenal dengan Cartenz Pyramid, pemilik salju abadi di puncaknya,
menjadi daya tarik tersendiri, bagi para wisatawan. Kemudian lautnya
yang Terkenal Jernih dengan Pemandangan yang begitu Eksotik dan Biota
laut yang masih langka pun ada di Papua. Selain keindahan alamnya,
kesenian dan budaya tradisional Papua adalah kekayaan tersendiri yang
diciptakan dan dimiliki oleh masyarakat Papua.Papua adalah provinsi yang kaya dengan seni budaya dan suku adatnya,
masyarakatnya telah memiliki dan mengembangkan seni tarinya tersendiri
baik secara turun temurun atau seni tari kontemporer sebagai bentuk
ekspresi diri, salah satunya adalah tarian sajojo ini. Lirik lagu dalam
tarian sajojo bercerita tentang seorang gadis cantik yang diidolakan
oleh pemuda-pemuda di kampungnya. Salah satu jenis tari pergaulan ini
mulai populer pada tahun 1990-an. Awalnya di kalangan militer yang
pernah tugas di Timor, Maluku dan Irian. Tari Sajojo, memiliki kekhasan
pada gerakannya yang meloncat bongkok, dengan dimulai dari kaki kiri.
Iringan musik Sajojo, biasanya beirama Cha Cha Cha Ambon medly.Saking populernya tarian dan nyanyian Sajojo ini, kita dengar
dimana-mana, hingga banyak sekolah, lembaga dan kelompok masyarakat
memperlombakan tarian Sajojo. Bahkan tari sajojo telah dimodifikasi
menjadi senam meski tanpa meninggalkan unsur-unsur aslinya.Kepopuleran
tari Sajojo didukung pula oleh karakter tarian itu sendiri. Jenis
tarian Sajojo adalah tarian grup yang tidak dibatasi jumlah penarinya.
Seperti halnya tarian Yospan, siapa pun boleh turun dalam kesukarian
sebuah kebersamaan. Ditambah dengan iringan musik yang dinamis,
menghentak dan menggembirakan. Sehingga sangat kentara nuansa
kebersamaan dan pergaulannya. Inilah salah satu karakter menonjol dari
karya seni tradisional masyarakat Papua daerah pantai. Mereka telah
mampu berkomunikasi dengan masyarakat kota dan masyarakat luar sudah
tidak asing bagi mereka.
Selasa, 27 Mei 2014
TARI KANCET LASAN
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang
dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda
keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal
wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari
Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu
burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah
dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini
lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang
dan hinggap bertengger di dahan pohon.
http://www.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/S=0/tourism/tari_kancet_lasan
TARI GANTAR
Tarian ini berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi. Tarian ini
dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda mudi dan juga untuk
menyambut tamu yang datang. Tarian ini melukiskan kegembiraan dalam
menanam padi.Gantar adalah sepotong bambu yang didalamnya diisi dengan biji-biji padi
dan tongat panjang yang merupakan asek untuk membuat lubang ditanah
saat menanam padi. Juga melukiskan keramah-tamahan suku Dayak dalam
menyambut tamu yang datang ke Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun
investor dan para tamu yang dihormati kemudian diajak turut menari.
Pakain yang dipakai di sebut Ulap Doyo kain tenunan asli suku Dayak
Benuaq yang diambil dari serat doyo.
http://rinonakbatam.blogspot.com/2011/04/tari-gantar.htmlTARI JATHILAN
Jathilan dikenal sebagai tarian paling tua di Jawa, dikenal juga dengan
nama Jaran Kepang.Tarian ini mempertontonkan kegagahan seorang
prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuah
pedang. Penari menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu
atau kulit binatang yang disebut dengan Kuda Kepang, diiringi alat musik
gendang, bonang, saron, kempul, slompret dan ketipung.Tarian
ini pertunjukkan oleh penari yang menggunakan seragam prajurit dan yang
lainnya menggunakan topeng dengan tokoh-tokoh yang beragam, ada
Gondoruwo (setan) atau Barongan (singa). Mereka mengganggu para prajurit
yang berangkat ke medan perang. Selain di Yogyakarta, Jathilan juga
berkembang di wilayah lain seperti, Jawa Timur, Jawa Tengah, meski
masing-masing menampilkan versi yang berbeda. Lakon yang dimainkan
umumnya sama, seperti Panji, Ario Penangsang atau gambaran kehidupan
prajurit pada masa kerajaan Majapahit.Kostum lainnya berupa
seragam celana sebatas lutut, kain batik bawahan, kemeja atau kaus
lengan panjang, setagen, ikat pinggang bergesper, selempang bahu
(srempeng), selendang pinggang (sampur) dan kain ikat kepala (udheng)
dan hiasan telinga (sumping). Para penari berdandan mencolok dan
mengenakan kacamata hitam.Masyarakat lebih mengenal tarian ini
sebagai sebuah tarian yang identik dengan unsur magis dan kesurupan.
Pada tarian aslinya, para penari Jathilan menari secara terus-menerus
sambil berputar-putar hingga salah satu dari mereka mengalami trance
atau semacam kesurupan. Penari ini akan meraih apa saja yang ada di
depannya, termasuk pecahan kaca, memakan rumput, mengupas kelapa dengan
gigi dan adegan-adegan yang kelihatan tidak masuk akal lainnya. Penari
mengunyah kaca seperti kudapan yang enak dan nikmat. Bagi sebagian
penonton, adegan trance ini yang menjadi tontonan mengasyikkan
TARI KRETEK
Kabupaten Kudus yang berada di Jawa Tengah semula tampak biasa. Tak begitu banyak orang yang tahu pamor kota yang terkenal dengan gelar Kota Kretek yang tersandar padanya. Terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan, menghantarkan Kota Kretek yang kaya akan beraneka ragam hal yang bisa menjadikannya populer, sedikit terabaikan dibanding kota-kota lain di Provinsi Jawa Tengah.Kehidupan masyarakat Kudus, Jawa Tengah, sepertinya tidak bisa dipisahkan dengan industri keretek. Hingga proses pembuatan keretek yang menjadi penggerak perekonomian Kudus itu diejawantahkan dalam bentuk kesenian, yakni tari. Agak aneh memang, mulai dari memilih tembakau, hingga bagaimana cara memasarkannya, semuanya diceritakan dalam satu tarian, tari Kretek.
TARI EBEG
Ebeg Merupakan salah satu bentuk tarian
rakyat yang berkembang di daerah banyumas. Jenis tarian ebeg terdapat
juga di luar daerah Banyumas khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dengan nama yang berbeda yaitu ada yang menyebut Jarang Kepang, Kuda
Lumping, dan Jathilan. Di Ponorogo disebut Reog. Walaupun namanya tidak
sama namun dilihat dari gerak tari dan peralatan tidak jauh berbeda.Beberapa waktu yang lalu Gubernur Jawa
Tengah membuat Geger tentang kesenian ebeg. Bibit menyampaikan dalam
acara yang di hadiri masyarakat indonesia bahwa kesenian jaran kepang
atau di banyumas lebih di kenal ebeg merupakan kesenian terjelek di
dunia. Hemm… banyak reaksi keras dari masyarakat jateng, termasuk dari
kelompok kesenian ebeg banyumas. Dengan di koordinir seniman rakyat
banyumas sempat mengadakan demo di kantor PEMDA kabupaten banyumas.Ternyata dari pantauan saya entah di
sengaja atau tidak, banyak agenda kesenian banyumas yang di tampilkan,
diantaranya dalam banyumas kernival di alun-alun banyumas dengan 3
kelompok kesenian ebeg sekaligus. Dan selang beberapa waktu berikutnya
juga tampil lagi di alun-alun banyumas. Sebenarnya bagaimana sejarah
ebeg banyumas. Yuk kita cari tahu lebih tentang jarang kepang banyumas.
TARI LORO BLONYO
Tari Loro Blonyo merupakan gambaran Dewi
Sri dan Dewa Sadan Dewi Sri adalah Dewi Pelindung padi dan pemberi
berkah dan erupakan lambang kemakmuran, Sedangkan Dewa Sadana adalah
dewa sandang pangan.Dahulu Dewi Sri dan Sadana adalah lambang kemakmuran
dan kesejahteraan sehingga masyarakat aman tenteram dan damai.Pada
saat sekarang kedua Dewa dan dewi tersebut sudah sima dari burni
pertiwi dan menetap di Tirta Kedasar. Sepeninggal Dewi Sri dan Sadana
keadaan bumi pertiwi makin terpuruk Bencana dan malapetaka serta huru
hara ada dimana‑mana Atas petunjuk dewa Wisnu agar keadaan aman tenteram
dan makmi harus membawa kembali Dewi Sri dan Sadana.Namun hal itu
tidaklah mudah karena untuk mendapatkan Dewi Sri dan Sadana harus
berhadapan dengan raksasa penunggu Negara Tirta Kedasar Semar berhasil
membawa Dewi Sri dan Sadana atas restu Dewa Wisnu. Dengan diboyongnya
Dewi Sri dan Sadana Keadam pulih kembali Hasil Pertanian meningkat,
sandang dan pangan melimpah. Untuk menghormati Dewi Sri dan SadanaMasyarakat menyampaikan ucapan syukur dengan musik kothekar lesung yang berirama ritme religius magis
TARI APLANG
Tari Aplang merupakan tari kerakyatan yang berasal dari Banjarnegara,
Jawa Tengah. Tari Aplang merupakan suatu keksenian yang awalnya
digunakan sebagai media penyebaran agama Islam. Oleh karena itu tari
Aplang memiliki ciri khas yang tidak terlepas dari unsur islami,
diantaranya iringan rebana, bedug dan beberapa syair puji-pujian yang
dilakukan menggunakan bahasa Arab dan Jawa. Tari Aplang biasanya dipentaskan oleh sedikitnya lima orang penari putra
atau putri sampai jumlah yang tidak bisa ditentukan. Di sebut Tari
Aplang karena gerakan tari Aplang mengadaptasi gerakan silat dengan
ndaplang yang dibubuhi dengan gerakan lain agar terlihat lebih indah dan
luwes. Dalam perkembangannya Tari Aplang mengalami beberapa modifikasi baik
dalam gerakan, kostum dans egi teknisnya. Gerakanya bersifat dinamis dan
luwes sehingga terkesan menarik. Kostum Tari Aplang berupa baju putih,
merah muda, biru lengan panjang dari bahan sejenis diamond yang terkesan
indah dan meriah. Dilengkapi dengan topi yang dipakai pada sanggul
penari, dan dilengkapi dengan slempang yang dililitkan menyamping pada
badan dengan warna yang disesuaikan dengan warna hijau, juga dilengkapi
dengan kain jarit yang menutupi celana tayet kira-kira setinggi lutut.
Alas kaki yang digunakan yaitu gapyak yang dapat menimbulkan kesan
agamis. Serta penari juga menggunakan kacamata agar terkesan lebih
menarik.
TARI SENI BARONG BLORA
Sedikit ringkasan tentang Seni
Barong Blora :
Barongan Blora, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer
di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji.
Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti
spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian
barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo
Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda,
serta prajurit.Tari
barongan ini diambil dari cerita Panji. Panji adalah seorang Putra
Kerajaan Singosari yang menyamar sebagai pengamen. Dia mengamen dengan
melakukan tari barongan. Penyamaran yang dia lakukan adalah untuk
mengembara mencari kekasihnya yaitu Ayu Galuh CandraKirana. demikian
sedikit ringkasan tentang Barongan Blora yang sampai sekarang menjadi
ikon dari Kabupaten Blora..Kesenian barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Namun,
Kabupaten Blora yang bisa dikatakan paling eksis. Bayangkan saja, dari
295 desa di Kabupaten Blora, terdapat 625 paguyuban kesenian barongan.
Artinya, setiap desa minimal memiliki dua grup kesenian barongan.
Apalagi, beberapa budaya tradisi mensyaratkan keterlibatan kesenian
barongan di dalamnya. Tradisi lamporan ritual tolak bala yang berasal
dari Desa Kunden, misalnya, mengharuskan keterlibatan barongan. Bahkan,
justru Singo Barong yang dianggap sebagai pengusir tolak bala.Tak mengherankan bila kesenian barongan sangat populer dan sangat
lekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di Kabupaten Blora. Mereka
beranggapan bahwa barongan telah berhasil mewakili sifat-sifat
kerakyatan mereka, seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan,
tegas, kekompakan, dan keberanian yang didasarkan pada kebenaran.
TARI TOPENG IRENG
Topeng ireng merupakan salah satu kesenian tari dari Borobudur,
Magelang. Tari Topeng Ireng Tari merupakan kesenian daerah pinggiran.
Topeng Ireng sampai saat ini masih populer di kalangan Desa Wonolelo.
Tarian tersebut masih diakui dan dilestarikan di Desa Wonolelo. Antusias
dari masyarakat Desa Wonolelo sangat besar. Tari Topeng Ireng di Desa
Wonolelo di kembangkan di 3 dusun yaitu Dusun Wonolelo, Dusun Windu
Sajan, dan Dusun Windusabrang.Topeng Ireng dulunya merupakan peninggalan dari wali yang tujuannya
untuk menyebarkan agama Islam. Tarian Topeng Ireng mengadopsi dari
konsep Indian atau Suku Dayak namun, pakaian yang dikenakan penari sudah
dimodifikasi menjadi lebih tertutup. Gerakan tarian Topeng Ireng
mengadopsi dari kelompok-kelompok tari. Tarian Topeng Ireng masih
tergolong tarian baru diantara kesenian tari lainnya.
Selasa, 20 Mei 2014
TARI SELAMAT DATANG BELITUNG (TARI SEKAPUR SIRIH)
Tari sekapur sirih adalah salah satu tarian
selamat datang yang berasal dari Belitung. Dalam tarian ini, penari membawa
sebuah wadah yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada para tamu
penting yang datang di satu acara perhelatan besar yang sedang digelar
masyarakat Belitung.Gerakan-gerakan lincah penari yang bergerak ke kanan dan
kiri diiringi musik tradisional gambus khas Belitung membuat tarian ini begitu
rancak. Gerakan penari seakan-akan memberikan isyarat selamat datang kepada
para tamu.Dalam salah satu gerakannya para penari ini menerbakan bunga-bunga
sebagai tanda penolak bala. Selain itu, para penari juga mendekati para tamu
kehormatan yang duduk di barisan terdepan dan memberikan sirih yang tersimpan
dalam sebuah kotak sebagai tanda kehormatan dan persahabatan kepada para tamu
yang datang.Tari sekapur sirih biasa ditarikan 10 sampai 12 penari. Diantara
para penari ini biasanya terdapat dua penari laki-laki yang berposisi di
belakang. Tari sekapur sirih menjadi tarian yang ditampilkan dalam perhelatan
besar di Belitung. Sebagai tarian selamat datang, biasanya tari sekapur sirih
ini mendapatkan perhatian dan sambutan meriah dari para tamu undangan yang
hadir.
http://www.indonesiakaya.com/kanal/foto-detail/sambutan-selamat-datang-dalam-tari-sekapur-sirih#6766
TARI SEPEN
Tari Sepen merupakan
tari asli masyarakat Melayu Belitong, meskipun kadang ada modifikasi
tari gerak maupun pakaian yang digunakan. Sejatinya, tari sepen
merupakan tarian selamat datang yang dipersembahkan kepada tamu yang
datang. Tari Sepen dulunya juga ditarikan bersama dengan laki-laki,
namun sekarang lebih banyak hanya dilakukan oleh perempuan, baik
anak-anak maupun remaja dan dewasa. Pakaian yang digunakan penari kadang
tidak lagi menggunakan pakaian adat Belitong, namun dimodifikasi sesuai
kebutuhan. Tari
Sepen ne la mulai detinggalan urang Belitong. Biak-biak kini ari dak tau
kan nari sepen, muji dak sua dajaran de ruma sekula. Kanggo e to,
sekarang la kuat ade lumbe nari tradisional atau ade acara Pemda, mun
dak an se tang pandai puna nari sepen ne. Itu jak mun ade pagelaran
kesenin to gak sikit urang nuk nak numton e, uji e se mendingan nunton
madun. Gik duluk e urang rajin ngikutek irama e....sepen mintak
tambul,....sepen mintak tambul.....
TARI CAMPAK
Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan
bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan
setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Tarian ini berupa pantun
bersambut yang biasanya didendangkan oleh sepasang penari yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan, dengan irama yang khas. Mereka menari diiringi tabuhan
gendang, biola dan gong yang ditabuh secara berkala. Para penari menggunakan
selembar saputangan yang dikibas-kibaskan mengiringi lenggok gemulai sang
penari. Pada saat tarian ini berlangsung biasanya penonton bebas memberi sawer
kepada “nduk campak” sebutan bagi penari perempuan pada tarian ini. Sedangkan penari laki-laki disebut “penandak”.Tari ini
digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu
atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa
pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari
perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
Minggu, 18 Mei 2014
TARI BALUMPA
Tari Balumpa berasal dari Kabupaten Wakatobi, daerah Binongko dan Buton.
Tarian ini menggambarkan kegembiraan penari sebagai salah satu bentuk
penyambutan atas kedatangan tamu dari luar yang datang ke daerah mereka.
Tarian ini menceritakan tentang sekolompok gadis cantik yang sedang
berdendang diiringi lagu musik daerah dan menggunakan alat musik gambus.
Keindahan tarian Balumpa terlihat saat para penari sedang berdendang
dengan hati yang tulus dan memahami makna gerakan yang di lakukan.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh 6-8 orang, ada yang berpasangan
laki-laki-perempuan dan ada juga perempuan-perempuan. Di Wakatobi,
tarian Balumpa ditampilkan saat penyambutan datangnya tamu agung dari
luar dan dalam negeri. Tarian ini juga ditampilkan saat event besar,
seperti perayaan 17 Agustus, menyambut tamu, baik dari dalam maupun dari
luar negeri.
http://binongko-ku.blogspot.com/2013/06/tari-balumpa.html
TARI LULO
Lulo merupakan tarian tradisional
masyarakat Tolaki di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tolaki merupakan
salah satu suku terbesar di Sulawesi Tenggara selain Suku Buton dan Suku
Muna.Biasanya, tarian ini dimainkan sebagai pertunjukan hiburan
ketika merayakan. kebahagiaan, tarian menyambut kedatangan tamu
kehormatan serta promosi budaya Sulawesi Tenggara.Dulu, fungsi tari
Lulo tidaklah seperti sekarang. Nenek moyang suku Tolaki memainkan
tarian ini hanya ketika mereka menyelenggarakan upacara adat panen padi,
pelantikan raja, serta pesta pernikahan. Ketika upacara panen padi,
Lulo merupakan ritual untuk memuja dewa padi yang diyakini sebagai
pemberi kesuburan. Ketika dimainkan saat pesta pernikahan dan
pelantikan raja, Lulo menjadi tarian persahabatan antar warga Tolaki dan
media untuk mencari jodoh. Itulah mengapa, penari Lulo ketika itu
hanyalah warga yang belum mempunyai pasangan atau yang belum menikah .Tak hanya itu, pihak lelaki diwajibkan untuk terlebih dahulu bertanya
kepada calon wanita yang akan dijadikan pasangan menari.Jika pada saat pertunjukan akan
berlangsung, pihak wanita menolak untuk diajak menari bersama, lelaki
itu wajib membayar denda yakni menyembelih seekor kambing dan 2 lembar
kain sarung untuk nantinya dibagikan kepada warga sekitar. Aturan ini
tidak berlaku, jika pihak wanita mengajak lelaki terlebih dahulu namun
si lelaki menolaknya. Namun kini, tidak demikian. Siapa saja dapat
menjadi penari Lulo dan ikut serta menari bersama ketika pertunjukan
Lulo berlangsung.Gerakan yang penuh suka ria menjadi ciri khas dari pertunjukan tari
Lulo. Selama pertunjukan berlangsung, alunan musik tradisional, seperti
gong, kulintang yang terbuat dari bambu, serta kendang mengiringi
setiap gerak para penari Lulo. Setiap kali tarian ini dimainkan, jumlah
penari Lulo bervariasi. Pada awal pertunjukan, penari Lulo hanya
terdiri dari beberapa pasang lelaki dan wanita. Biasanya ditengah
pertunjukan, jumlah penari bertambah ketika penonton mulai tertarik
untuk ikut serta menari bersama.Sekilas, gerakan tari Lulo terlihat relatif sederhana. Mulai dari
awal hingga pertunjukan usai, para penari Lulo membentuk lingkaran,
menari sambil bergandengan tangan dengan posisi telapak tangan wanita
berada di atas telapak tangan penari lelaki. Bagi warga Tolaki, posisi
tangan wanita yang berada diatas tangan lelaki memiliki makna setiap
lelaki berkewajiban untuk melindungi wanita. Perpaduan gerak ketika
penari Lulo berputar dalam sebuah lingkaran dengan posisi tangan tetap
saling bergandengan menjadi daya tarik tersendiri dari pertunjukan
Lulo. Keistimewaan tersendiri dari pertunjukan tari Lulo semakin dapat
anda temukan ketika memiliki kesempatan untuk melihat langsung tarian
ini dimainkan.
TARI TAMBUN DAN BUNGAI
Tari tambun dan bungai,
berasal dari daerah palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tarian ini
merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam
mengusir musuh yang akan merampas hasil panen rakyat. Tambun dan bungai
adalah pejuang di Kalimantan Tengah. Tambun dan Bungai adalah tokoh
legenda suku dayak ot Danum yang tinggal di tengah pulau Kalimantan
khususnya wilayah Kabupaten gunung Mas. Tambun dan Bungai adalah saudara
dari ayah mereka yang merupakan adik-kakak. Kedua orang ini, Tambun dan
Bungai memiliki perasaan yang sama yaitu jika salah satu diantara
mereka bersedih maka yang satu akan ikut merasakan kesedihan yang sama
dialaminya. Keduanya memiliki karakter dan sifat yang sama. Mereka
memiliki watak yang cerdas, lemah lembut, peramah, suka menolong sesama,
sedikit menerima banyak memberi, cepat kaki ringan tangan, bijaksana,
dan pantang menyerah untuk membela kebenaran.
Salah satu peristiwa penting yang memjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang di Kalimantan Selatan adalah mereka selalu menang dalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan panen masyarakat setempat. Mereka akhirnya mendapat gelar dari Nyai Undang raja di Pematang Sawang yaitu gelar “Tumenggung Tambun Terjun Ringkin Duhung dan “Tumenggung Bungai Andin Sindai”.
Atas semua perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang Tambun dan Bungai salah satunya adalah Tarian Tambun dan Bungai.
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/879/tari-tambun-dan-bungai
Salah satu peristiwa penting yang memjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang di Kalimantan Selatan adalah mereka selalu menang dalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan panen masyarakat setempat. Mereka akhirnya mendapat gelar dari Nyai Undang raja di Pematang Sawang yaitu gelar “Tumenggung Tambun Terjun Ringkin Duhung dan “Tumenggung Bungai Andin Sindai”.
Atas semua perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang Tambun dan Bungai salah satunya adalah Tarian Tambun dan Bungai.
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/879/tari-tambun-dan-bungai
Langganan:
Postingan (Atom)