Tari Payung adalah tari tradisional dari
Sumatra Barat. Tarian ini membawakan cerita tentang hubungan asmara di
antara muda-mudi. Payung menjadi atribut penting dalam tarian ini,
sebagai perlambang penyatuan tujuan dua insan menuju kebahagiaan cinta.
Hingga hari ini, Tari Payung masih lestari di tengah masyarakat
Minangkabau, bahkan berkembang dengan variasi-variasi baru.
Tari payung dibawakan oleh para penari
yang jumlahnya genap, di mana mereka berpasang-pasangan antara laki-laki
dan perempuan. Para penari laki-laki datang menghampiri pasangan mereka
masing-masing dengan payung terkembang, yang bermakna bahwa dia siap
untuk membawa dan melindungi Sang Perempuan menuju kebahagiaan mahligai
rumah tangga. Sementara Sang Perempuan dengan selendangnya menyambut
Sang Lelaki sebagai jawaban, bahwa bersama Sang Lelaki, dia siap
mengarungi jalan jalan cinta mereka.
Selaras dengan tema cerita yang
dibawakan, koreografi Tari Payung mengeksplorasi interaksi antara penari
laki-laki dan perempuan. Lagu yang menjadi pakem dalam tarian ini
berjudul Berbendi-bendi ke Sungai Tanang, yang bercerita
tentang suasana bulan madu sepasang suami-istri di Sungai Tanang. Lagu
tersebut dibawakan dengan hantaran musik yang dimulai dengan tempo
lambat, lebih cepat, hingga sangat cepat.
Berikut adalah petikan dari lagu tersebut:
Berbendi-bendi ke Sungai Tanang
Babendi-bendi
Babendi..bendi
Ka sungai tanang
Aduhai sayang (2x)
Singgahlah mamatiak..singgahlah mamatiak
Bunga lembayung (2x)
Hati siapo..indak ka sanang aduhai sayang..(2x)
Mailek rang mudo..mailek rang mudo manari payung..(2x)
Hati siapo..hati siapo..indak ka sanang aduhai sayang..(2x)
Mailek si nona..mailek si nona manari payung..(2x)
Berbendi-bendi
Berbendi-bendi
Berbendi-bendi
Ke sungai tenang..aduhai sayang (2x)
Singgahlah memetik..singgahlah memetik bunga lembayung
Hati siapa..hati siapa tidaklah senang aduhai sayang (2x)
Melihat orang muda..melihat orang muda menari payung..
Hati siapa tidaklah senang aduhai sayang (2x)
Melihat si nona..melihat si nona..menari payung(2x)
Dewasa ini, bermunculan berbagai kreasi
baru atas Tari Payung. Kehadiran sentuhan-sentuhan baru tersebut tentu
saja membuat Tari Payung semakin segar untuk diapresiasi. Namun
demikian, hal tersebut bukannya tanpa persoalan. Ada saja sejumlah
praktisi Tari Payung yang tidak sepakat dengan ide-ide untuk membarukan
tarian yang dianggap sarat dengan nilai-nilai tradisi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar