Tari
kejei ini biasanya digunakan untuk merayakan pernikahan, khitanan,
panen raya, dan kegiatan-kegiatan lain yang berbau kedaerahan. Pada saat
pernikahan, pengantin pria dan wanita dianjurkan untuk mengikuti tarian
ini. Pengantin berada di tengah-tengah para penari, tepatnya berada
diposisi ketiga jika jumlah penarinya ada 4 orang.
Tari
Kejei adalah tarian yang paling terkenal di daerah Rejang Lebong dan
merupakan tarian yang sakral. Gerakan tarian ini sangatlah sederhana,
dan berbeda dengan gerakan tarian pada umumnya. Gerakan tari Kejei ini
tidak boleh terlalu gemulai untuk penari wanitanya, sedangkan untuk
penari prianya haruslah menunjukan kegagahan. Mungkin dalam 3 kali
latihan kita sudah hafal semua gerakan tarian ini.
Tarian
ini di bawakan oleh para pemuda dan pemudi yang tidak dalam satu suku.
Sebelum dan sesudah menampilakan tari Kejei, di adakan ritual terlebih
dahulu, yaitu pemotongan tebu hitam dan diberikan “langir” yang telah
diberikan mantra oleh seorang sesepuh sebelum memulai tarian.
Dan
ada beberapa mitos yang berkembang tentang tarian ini, yaitu: penari
haruslah remaja dalam keadaan perjaka dan perawan. Jika ada salah satu
dari penari tidak perjaka atau perawan lagi, maka kulintang sebagai alat music pukul sederhana yang mengiringi tarian tersebut akan pecah.
Saya masih teringat cerita dari guru
kesenian di SMA sekaligus sebagai pelatih penari kami. Pada saat itu
beliau mencoba merubah gerakan tarian daerah tersebut dengan menambahkan
dengan tarian kreasi dan diberi nama tarian Raflesia, tetapi pada saat
penampilannya, salah satu penari wanita mengalami kesurupan, dan
akhirnya meminta tumbal seekor ayah hitam yang dipotong kemudian
diletakkan di bukit Kaba.
Bukan
hanya itu, beliau juga pernah mendapatkan pengakuan dari salah satu
penarinya. Setelah selesai tampil menari, dia mengaku tidak merasa
melakukan gerakan-gerakan tarian, tetapi badannya terasa digerakan oleh
makhluk halus. Dan ternyata wanita tersebut melanggar salah satu syarat
dalam melakukan tarian ini, yaitu haruslah dalam keadaan suci.
Dibalik
misteri dari tarian ini, ternyata pada saat ini masih ada perbedaan
gerakan tarian dari setiap kelompok atau sanggar tari. Walau pun pada
dasarnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong telah
menetapkan gerakan-gerakan yang terdapat pada tari Kejei ini.Alat Music Pengiring Tari Kejei
Gong, kulintang, dan redap merupakan alat music khas tradisional suku Rejang, yang dari jaman dahulu kala sudah di pakai pada music pengiring tarian sakral dan agung suku Rejang, yaitu tari kejei dengan keterangan satu buah gong, 5 buah kulintang dan satu buah redap
Ke-3 alat music tradisional tersebut sangat penting perannya dalam tarian kejei, oleh sebab itu sebelum dimulai tariannya, oleh suku Rejang gong, kulintang, dan redap tersebut disaratkan dalam ritual te mu’un gung klintang.
Adapun
music pengiring tari Kejei yang telah disepakati oleh BMA Rejang Lebong
menggunakan salah satu dari tujuh lagu tarian Kejei atau gabungan dari
beberapa lagu rejang yang disepakati, antara lain:
· Ombak laut
· Tupai melompat
· Siamang balik bukit
· Percang naik tebing
· Kumbang mengharap bunga
· Burung klating
· Diwo menimbang anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar