Tari Golek
Menak, merupakan jenis tarian klasik, gaya Keraton Yogyakarta. Tari
Golek Menak, mengandung arti menarikan Wayang Golek Menak. Wayang Golek
Menak, merupakan jenis wayang yang dibuat dari bahan kayu, yang memakai
busana, layaknya manusia. Jenis wayang ini berkembang di Jawa Tengah
Bagian Barat dan Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, insipiasi penciptaan diperoleh setelah Sri Sultan
Hamengku Buwono IX melihat pentas Wayang Golek Menak di daerah
eks-Karesidenan Kedu, Jawa Tengah bagian Barat.
- Proses Penciptaan:
- Inspirasi setelah melihat pentas wayang golek di daerah eks-Karesidenan Kedu. Pada tahun 1941
- Pengerjaan oleh Tim yang dipimpin oleh KRT. Purboningrat, anggota 7 orang yaitu: KRT.Brongtodiningrat, Pangeran Suryo Brongto, KRT. Madukusumo, KRT. Wiradipraja, KRT. Marodipuro, RW.Hemdrowardowo, RW.Laras Sumbogo, RB. Kuswarogo.
- Pagelaran yang pertama, menampilakan 3 karakter: (1)Karakter putri, untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli, (2) karakter putra, untuk Raden Maktal, (3) karakter gagah, untuk Prabu Dirgamaruta.
- Ditampilkan dalam 2 tarian: (1) Perang antara Sudarawerti dengan Sirtupelaeli, (2) perang antara Prabu Dirgamaruta dengan Raden Maktal
- Tarian ini kemudian disempurnakan oleh lembaga seni tari yang ada di Yogyakarta, yaitu antara lain: (1) Siswo Among Rekso, (2)Pusat Latihan Tari Bagong Kusudihardjo, (3) Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), (4) Mardawa Budaya, (5) Paguyuban Surya Kencana, (6) Institut Seni Indonesia (ISI)
- Tarian ini menggunakan bahasa Bagongan, dan busana yang dipakai yakni busana wayang golek menak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar