Tari Radap Rahayu adalah tari klasik daerah Banjarmasin
dan bersifat sakral. Tari ini merupakan tarian untuk menyambut tamu
sebagai tanda penghormatan. Kata radap berasal dari beradap-adap yang
memiliki arti bersama-sama, berkelompok dan atau lebih dari satu. Rahayu
memiliki arti galuh wan bungas (perempuan yang cantik). Selain itu, Rahayu memiliki arti kebahagian, kesenangan, kemakmuran.
Pada awalnya, tari Radap Rahayu adalah tarian yang memiliki fungsi
sebagai penolak bala dan bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin.
Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan,
dan kematian. Tari Radap Rahayu sebagai tari penolak bala dan tari
meminta keselamatan berasal dari peristiwa di mana kapal Perabu Yaksa
berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan
majapahit. Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai
barito, kapal ini kandas di tengah perjalanan. Perahu oleng dan nyaris
terbalik.
Situasi itu membuat patih Lambung Mangkurat memuja Bantam yaitu
meminta pertolongan pada yang maha kuasa agar kapal diselamatkan. Tak
lama, turun tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara
beradap-adap. Akhirnya kapal selamat dan para bidadari kembali ke
kayangan. Hal itu ditandai dengan gerakan awal dan akhir tarian Radap
Rahayu yaitu gerak terbang layang. Kini tari Radap Rahayu lebih dilakukan saat acara-acara penyambutan tamu-tamu sebagai tanda penghormatan.
Pada tahun 1956, tari Radap Rahayu berkembang pesat dan dikenal oleh
masyarakat luas. Perkembangan maju tari Radap Rahayu terjadi berkat jasa
Amir Hasan Kiai Bondan yang mengembangkan tari Radap Rahayu melalui
organisasi Badan Kesenian peradaban Kebudayaan Indonesia (Perpekindo
Kalsel).
Ada beberapa teknik tari Radap Rahayu diantaranya adalah terbang
layang, limbai kibas, dandang mangapak, mendoa (Sesembahan), mambunga,
alang manari, lontang penuh, lontang setengah, gagoreh srikandi,
mantang, tarbang layang, mendoa, membunga, tapung tawar, puja Bantam,
angin tutus, tarbang layang.
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/899/tari-radap-rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar